Selasa, 10 Mei 2011

Media Sosial dan Revolusi Politik - oleh : Dra. Riris Loisa, M.Si ( 4 Mei 2011)

Dalam pembahasan kali ini, Ibu Riris Loisa menjelaskan mengenai begitu besarnya dampak media sosial terhadap situasi politik di dunia. Berbagai kejadian terjadi sehubungan dengan peran media sosial yang membawa pengaruh yang cukup kompleks terhadap keadaan politik di sebuah negara. Sebelum membahas lebih jauh, akan terlebih dahulu dijelaskan, apa yang dimaksud dengan media sosial dan revolusi industri.


Media Sosial

Media sosial merupakan sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial network atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki mungkin merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. 


Sementara jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.


Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.

Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna social media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.

Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat.

Jika dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa menyampaikan pendapat secara terbuka karena satu dan lain hal, maka tidak jika kita menggunakan media sosial. Kita bisa menulis apa saja yang kita mau atau kita bebas mengomentari apapun yang ditulis atau disajikan orang lain. Ini berarti komunikasi terjalin dua arah. Komunikasi ini kemudian menciptakan komunitas dengan cepat karena ada ketertarikan yang sama akan suatu hal.
(www.wikipedia.org)

Revolusi Politik
Revolusi politik adalah perubahan kekuasaan dan struktur organisasi yang bersifat fundamental (mendasar) yang terjadi dalam periode relatif singkat.

Menurut Aristoreles, terdapat 2 tipe Revolusi Politik :
1. Perubahan Konstitusi Secara Menyeluruh
2. Modifikasi Konstitusi Yang Sudah Ada

Revolusi akan berdampak pada perubahan sosial, ekonomi dan institusi sosial politik

Contoh Revolusi Politik :
Revolusi Bolshevik di Rusia
Revolusi Perancis, di Perancis
Revolusi Amerika di Amerika
Revolusi Iran
Revolusi The People Power di Filipina

(www.kopimaya.com)


Peran Facebook dalam Revolusi Mesir
Khaled Said

Seorang pemuda Mesir berusia 28 tahun, merupakan pengguna Facebook yang aktif. Melalui akun Facebook yang dimilikinya, Khaled Said selalu memberikan informasi mengenai kebusukan pemerintahan Hosni Mubarok. Dia menulis melalui Facebooknya karena sebenarnya dia merasa ketakutan akan situasi yang dia lihat, begitu banyak kekerasan yang dia saksikan.
Karena keberaniannya mengungkapkan apa yang dia lihat melalui dunia maya, maka dia menjadi incaran aparat negara. Khaled Said ditangkap di sebuah warung internet, dan hilang selama beberapa saat. begitu ditemukan, Khaled Said sudah menjadi mayat dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Dia diduga menerima perlakuan yang tidak berperikemanusiaan dari para aparat negara Mesir.


Setelah kejadian ini, banyak akun-akun Facebook yang bermunculan, yang mengecam tindakan pembunuhan Khaled Said. Wael Ghonim, seorang aktivis dunia maya membuat facebook dengan nama Khaled Said.


 Facebook ini memuat banyak informasi mengenai dan foto-foto Khaled Said. Satu Facebook lagi yang bernama We Are All Khaled Said juga dibuat. Akun Facebook ini beranggotakan orang-orang yang menginginkan Revolusi Politik terjadi di Mesir, dengan meminta Hosni Mobarok yang sudah menjabat selama kurang lebih 30 tahun untuk turun dari jabatannya. Dengan media-media sosial seperti ini, mendorong rakyat Mesir juga turut mengeluarkan suara dan tindakan sehubungan dengan revolusi yang diinginkan. Akhirnya pada tanggal 11 Febuari 2011, Hosni Mubarok resmi mundur dari jabatannya.




Determinisme teknologi menurut Marshall McLuhan mengatakan bahwa penemuan dan perkembangan teknologi komunikasi itulah yang mengubah kebudayaan manusia. Suatu jenis media yang populer di tengah masyarakatnya bisa berdampak besar terhadap individu dan struktur sosial pada masa itu. Contohnya adalah facebook dalam revolusi Mesir 2011.


Facebook dan Pembentukan Kesadaran Kritis Komunitas Maya
Kesadaran kritis merupakan kesadaran yang holistik dalam menafsirkan realitas yang ada. Kesadaran ini muncul dari hasil perenungan kritis atas sebuah realitas dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki manusia baik itu kognisi maupun hati nurani. Kesadaran kritis berarti kita sudah menyadari realita yang ada dan sudah terlepas dari kesadaran palsu, dimana kita sendiri menganggap bahwa kita sudah dalam kondisi yang benar walaupun sebenarnya semua itu salah.


CONCLUSION

Disadari ataupun tidak, kenyataannya media sosial sangat berpengaruh dalam seluruh aspek kehidupan. tidak hanya dalam segi sosial-budaya, ekonomi, dan komunikasi, asspek politik yang tergolong berat juga terkena imbasnya. Keberadaan media sosial yang kini semakin berkembang semakin membuka peluang seseorang atau pihak tertentu untuk mengeluarkan pendapatnya mengenai suatu hal.
Namun dengan fasilitas mengeluarkan yang bebas melalui media sosial, perlu diingat itu semua memiliki keuntungan dan resiko masing-masing. Dalam kasus Khaled Said dapat kita lihat bahwa tindakannya memang menjadi titik awal dimana pada akhirnya rakyat Mesir berani membuka suara. Sayangnya dalam kasus ini, Khaled Said sendiri yang menjadi korban dalam hal kekerasan dalam pemerintahan yang tidak terbuka.
Perlu diingat bahwa dalam penggunaan media sosial, semua orang bisa melihat apa yang kita utarakan. Dari segi inilah kita sebagai pengguna teknologi harus pintar-pintar menggunakannya. Khaled Said memang tidak salah karena telah mengungkapkan situasi di Mesir yang sebenarnya, namun ternyata senua itu membawa dampak yang tidak baik bagi dirinya. Namun biar bagaimanapun, Khaled Said tetap merupakan salah satu pahlawan Revolusi Mesir 2011.


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto saya
I'm either doing the best or doing nothing and i don't give a shit about others thing.. Facebook : Chiput Handayani Twitter : @chiputriHG http://chapchipchupchop.tumblr.com/ http://weheartit.com/chiputriHG