Tidak terasa sudah satu semester saya secara rutin menulis blog ini. Setiap minggunya saya selalu mem-posting materi-materi yang saya dapat dari kelas Kapita Selekta. Blog Kapita Selekta kali ini, diakhiri dengan postingan saya mengenai ringkasan dan inti dari Seminar Internasional : National Character Building and Sustainable Development yang diadakan pada tanggal 27 Mei 2011, di Auditorium Kampus 1 Universitas Tarumanagara.Seminar ini dapat diadakan berkat kerjasama antara Universitas Tarumanagara dengan UPF (Universal Peace Federation) dan ASPIKOM (Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi).
Begitu banyak pembicara yang hadir pada saat seminar guna menyampaikan segala sesuatu yang berkaitan dengan materi seminar. Pada dasarnya seminar ini mempunyai tujuan agar para partisipan dapat memahami bagaimana sesungguhnya cara membangun kepribadian para generasi muda yang nantinya akan membangun karakter bangsa. Dengan Bapak Heintje Hendriek Daniel Tamburian sebagai moderator, seminar berjalan dengan cukup baik.
"Good Character : Educated and Performances."
oleh : Prof. Dr. R. Agus Sartono, MBA (Menteri Pendidikan dan Keagamaan)
Menjelaskan tentang keseimbangan antara pekerjaan, pendidikan, tanggung jawab dan rasa hormat akan membentuk sebuah karakter yang baik. Melalui pendidikan, maka diharapkan karakter baik seseorang dapat ditanamkan sejak dini, seperti etika dan nilai-nilai kehidupan. Nilai etika berupa kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab, kehormatan untuk diri sendiri dan orang lain, sedangkan nilai hidup berupa ketekunan, usaha yang baik, dan berpikir kritis. Harapan masa depan untuk menghasilakn generasi baru yang cerdas dan kompetitif, melalui peningkatan kecerdasan terutama perbaikan dalam bidang pendidikan menjadi fokus pembangunan pendidikan pada periode 2010-2014 ini.
“Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan”
oleh : Mrs. Mee Young Choi (UNESCO)
4 hal yang ditekankan dan menjadi pilar dalam pendidikan, yaitu :
1. Learning to know (belajar untuk tahu)
2. Learning to be (belajar untuk menjadi)
3. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama)
4. Learning to do and to transform oneself and society (belajar untuk
melakukan dan mengubah diri sendiri dan masyarakat)
Keempat hal diatas merupakan tolak ukur dalam sebuah pendidikan berperan
penting dalam proses pembangunan karakter sebuah bangsa. Pendidikan
menjadi sebuah faktor penting dalam membentuk karakter seseorang, walaupun
memang ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi hal tersebut.
“Pendidikan Karakter Sebagai Pondasi untuk Kepemimpinan yang Baik, Komunikasi, dan Pembangunan Bangsa”
oleh :
Mrs.Ursula McLackland (Universal Peace Federation-UFC)Lingkungan keluarga yang baik akan menciptakan karakter seseorang juga menjadi baik. Karena keluarga dan lingkungan merupakan hal yang paling dekat dengan kehidupan seseorang, sudah pasti keduanya sangat berpengaruh terhadap karakter seseorang.
Pada dasarnya, untuk berperilaku baik, yang diperlukan adalah :
· Head (kepala) : untuk mengetahui mana yang baik.
· Heart (hati) : untuk peduli terhadap apa yang baik.
· Hand (tangan) : untuk melakukan apa yang baik.
Ada beberapa hal yang cukup mempengaruhi perubahan karakter seseorang, yaitu alkohol dan obat-obatan dan pengaruh perkembangan media yang semakin pesat. Selain itu didalam lingkungan keluarga ada dua hal yang dapat menyebabkan karakter seseorang berubah yaitu perceraian serta seks di luar nikah.
"Model Pengembangan Kepribadian Terintegrasi"
oleh :
Mrs. Multamia RMT Lauder Metode pengembangan kepribadian terintegrasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu :
· Diawal, mahasiswa baru mendapatkan pendidikan pengembangan kepribadian terintegrasi ‘soft skills’
· Ditengah, mahasiswa kuliah deprogram studi masing-masing
· Di akhir, mahasiswa mengikuti kuliah kerja nyata (K2N) di pulau-pulau terluar/terpencil untuk menerapkan ilmu dan kemampuan ‘soft skills’
Setelah melewati ketiga tahapan tersebut diharapkan mahasiswa yang mendapatkan pendidikan pengembangan kepribadian secara terintegrasi dapat menjadi lebih :
· Lebih aktif
· Lebih mandiri
· Lebih mampu mencari solusi
· Lebih kooperatif
· Lebih berprestasi
(jumlah lulusan yang mendapatkan predikat cum laude cenderung meningkat dari tahun ke tahun).
Tujuan at
au sasaran awal dari metode tersebut ialah untuk meningkatkan Kecakapan belajar (learning skills), kemampuan berpikir (thinking skills), cara menyelesaikan masalah (problem solving skills), bagaimana bekerja sama dalam berkelompok (teamwork skills), kemampuan komunikasi (communication skills), serta kemampuan dalam bidang teknologi informasi (IT and search skills). Diharapkan dengan melaksanakan metode tersebut seorang mahasiswa dapat memiliki bekal yang cukup dan dapat mengembangkan kepribadian mereka menjadi lebih baik.
"P
entingnya Konstruksi dari Kepemimpinan Melalui Perspektif Gender"
oleh : M
rs. Suzy S. Azeharie
Seorang wanita biasanya jarang menerima posisi yang penting dalam perusahaan. Jadi sebenarnya jika kita berbicara mengenai kepimpinan maka kita akan bicara mengenai seorang pria, walaupun sebenarnya ada pemimpin-pemimpin wanita namun keberadaan mereka terkesan tidak dianggap. Wanita dianggap sebagai seorang yang merepresentasikan seorang pekerja rumah tangga yang harus melayani suami. Jadi masih terdapat diskriminasi dalam kepemimpinan. Hal ini mungkin terjadi karena Negara yang masih bersikap patriatik, sehingga terkesan kaku dalam membagi public dan domestic dan yang dirugikan adalah seorang wanita.
"In
i
siatif Pendidikan Karakter"
oleh :
Mr. David McLackland (Universal Peace Federation-UFC)Pendidikan karakter menurut FW Foerster (1869-1966) bertujuan untuk mengembangkan karakter seseorang melalui metode belajar dan pembelajaran yang diharapkan mampu menata pola pikir dan cara pandang serta sikap dalam pergaulan dan kehidupan. Karakter yang baik akan terbentuk seiring dengan pembelajaran yang telah mereka terima.
Conclusion
Pada dasarnya pembentukan kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, situasi dan kondisi, seperti pergaulan, keluarga, ada yang dilihat, dsb. Namun yang menjadi dasar utama dari pembentukan kepribadian seseorang adalah keluarga. Jika keluarga tempat dia tinggal penuh dengan kasih, saling berbagi dan saling mencintai, hal itu akan membawa dampak positif bagi kepribadian seseorang. Karakter yang terbentuk adalah orang yang juga penuh kasih sayang dan peduli terhadap sekita, serta tidak arogan.
Nah, pribadi-pribadi seperti diataslah yang sebetulnya sangat diperlukan oleh bangsa kita, Indonesia dalam rangka membangun karakter bangsa yang baik. Hendaknya generasi muda penerus bangsa memiliki kepribadian yang baik, yang memahami sesama dan dapat berpikir kritis untuk menghadapai masalah-masalah yang kian lama kian kompleks dan rumit.
Kita semua selaku individu terpelajar, haruslah memiliki kepribadian sebagaimana mestinya, agar bangsa kita ini dapat bangkit dari keterpurukan dan dapan berkembang menjadi negara yang maju dan berkualitas dalam berbagai aspek.
Sumber :
· Ringkasan dari Seminar Internasional
· www.youtube.com